Friday, October 9, 2015

Memperbaiki Penggunaan EYD

JAKARTA (Pos Kota) – Gotong-royongnya merupakan modal kuat dalam pengembangan ekonomi yang berkesinambungan. Ini prinsip ekonomi syariah.

“Ekonomi syariáh terbukti mampu melewati badai krisis di berbagai belahan dunia. Sementara ekonomi yang ‘kurang beretika’ rontok di perjalanan,” kata Ketua Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI), Adi Pramana, Kamis (8/10).

Menurutnya, asuransi syariah itu sendiri dengan prinsip dan asas saling tolong menolong dan saling melindungi di antara sesama peserta selayaknya diyakini sebagai sebuah sistem ekonomi yang sustainable terhadap perubahan zaman. Ini menjadi tantangan untuk mengembangkan ekonomi syariah.

Saat ini merupakan momentum untuk lebih mencermati secara cerdas sistem ekonomi yang digunakan dalam asuransi syariah.

Secara financial, asuransi syariah juga memberi keuntungan. Secara sosial, asuransi syariah juga turut membantu sesama, baik yang terlibat dalam transaksi maupun yang tidak.

Bahkan secara religi, lanjut dia, asuransi syariah dengan pengawasan Dewan Pengawas Syariah, memberi ketentraman bagi pesertanya.

Sebab asuransi syariah dimotori oleh organisasi yang menjalankan roda usahanya dengan norma kesantunan, etika, empati, simpati dan transparansi.

Untuk memberi jaminan bagi masyarakat dan pelaku usaha kecil, pelaku asuransi syariah melalui Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia bekerja sama dengan Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah guna memberikan perlindungan atas tempat usaha dan modal usaha dari berbagai risiko seperti kebakaran.

Asuransi syariáh dengan pengawasan Dewan Pengawas Syariáh menjadi sistem ekonomi non-ribawi, yang akan mengantar masyarakat menjadi jauh lebih bermartabat, lebih bersyukur dan menjadi lebih berkah.

Sebagai pelengkap dari kekuatan ekonomi kerakyatan adalah kebijakan pemerintah yang pro terhadap ekonomi kerakyatan itu sendiri.

Sejauh ini, ia menegaskan belum ada lembaga keuangan syariáh yang dimiliki oleh pemerintah. Kalaupun ada, unit syariáh atau lembaga keuangan syariáh merupakan anak perusahaan dari BUMN.


sumber : http://poskotanews.com/2015/10/09/ekonomi-syariah-terbukti-mampu-lewati-krisis/

Menurut analisis saya, terdapat kesalahan penggunaan EYD dalam berita di atas, antara lain:

Pentingnya Bahasa Indonesia dalam Era Teknologi

Bahasa merupakan salah satu media untuk berkomunikasi antara manusia yang satu dengan lainnya. Dalam berkomunikasi, kita sebaiknya menggunakan bahasa yang baik dan benar, agar lawan komunikasi kita dapat memahami isi dari apa yang kita sampaikan. Di zaman teknologi yang sudah berkembang sangat pesat ini, kita tidak hanya berkomunikasi di dunia nyata saja, sering kali juga melakukan komunikasi di dunia maya.

Bahasa Indonesia adalah bahasa universal yang digunakan di Indonesia. Bahasa tersebut sangat penting digunakan saat kita "bermain" dengan teknologi. Salah satu contohnya saat kita bermain media sosial, kita harus menggunakan Bahasa Indonesia yang baik. Kenapa harus Bahasa Indonesia yang baik? agar kata-kata yang kita gunakan tidak menyinggung perasaan orang lain dan menggunakan media sosila juga ada etikanya. Selain itu juga jangan menggunakan bahasa yang sempat menjadi trend di anak muda pada massanya, orang-orang bilang itu istilahnya bahasa 4lAy (baca: alay). Bahasa tersebut adalah perpaduan antara angka, huruf besar dan huruf kecil yang dibentuk menjadi sebuah kata.

Jadi intinya sih, kita harus bisa menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan diaplikasikannya pada teknologi yang sehari-hari kita gunakan.

Penggunaan EYD yang Baik dan Benar

Berikut adalah ringkasan pedoman umum penulisan kata.

1. Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Contoh: Ibu percaya bahwa engkau tahu.

2. Kata turunan (lihat pula penjabaran di bagian Kata turunan)

a. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasar. Contoh: bergeletar, dikelola.
b. Jika kata dasar berbentuk gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya. Tanda hubung boleh digunakan untuk memperjelas. Contoh: bertepuk tangan, garis bawahi
c. Jika kata dasar berbentuk gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan ditulis serangkai. Tanda hubung boleh digunakan untuk memperjelas. Contoh: menggarisbawahi, dilipatgandakan.
d. Jika salah satu unsur gabungan hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata ditulis serangkai. Contoh: adipati, mancanegara.
e. Jika kata dasar huruf awalnya adalah huruf kapital, diselipkan tanda hubung. Contoh: non-Indonesia.
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung, baik yang berarti tunggal (lumba-lumba, kupu-kupu), jamak (anak-anak, buku-buku), maupun yang berbentuk berubah beraturan (sayur-mayur, ramah-tamah).

Thursday, October 8, 2015

Keragaman Bahasa Indonesia dari Beberapa Unsur/Segi

Bahasa Indonesia memiliki keragaman bahasa yang dapat dilihat dari berbagai segi, berikut ini adalah uraian dari ragam bahasa berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI):

  • Ragam bahasa baku, yaitu bahasa yang oleh penuturnya dipandang sebagai ragam yang baik (mempunyai prestis tinggi), biassanya dipakai di kalangan terdidik, dalam karya ilmiah, suasana resmi atau di surat resmi
  • Ragam bahasa lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terikat oleh ruang waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman.
  • Ragam bahasa tulis adalah ragam bahasa yang digunakan melalui media tulis, tidak terikat ruang dan waktu sehingga diperlukan kelengkapan struktur sampai pada sasaran secara visual.

Saturday, September 12, 2015

Perjalanan Estafet Magelang - Jakarta dengan Rosalia Indah NL 400 [Part 2/2]

Rosalia Indah NL 400 parkir di RM Sari Rasa

Setelah naik Eka dari Magelang dan turun di Kartasura, coba nelpon agen HR lagi, eh ternyata bis-nya udah berangkat :( Clingak-clinguk dulu, sambil buka google maps. Terlihat jarak gua berdiri ke terminal ga jauh-jauh banget. Jalan kaki nyampelah. Eh disebelah ada warung, nanya dulu laah. Dapet jawaban yg gak memuaskan. Dilema, lanjut ke terminal apa melipir ke agen Rosin yg gak jauh dari tugu yg terlewat tadi.

Tuesday, September 1, 2015

Perjalanan Estafet Magelang - Jakarta dengan EKA 7330 [Part 1/2]

EKA 7330 parkir di Terminal Tidar

Post ini masih bagian dari cerita perjalanan ke Gunung Prau. Cuma ini cerita perjalanan pulangnya, karena gua ke Jakarta-nya numpak bis sendirian, pisah dengan rombongan :D


27 Agustus 2015

Sehari sebelum pulang ke Jakarta. Gua sempetin buat nelpon agen HR Kartosuro, dapet deh tuh seat 1B. Gua start dari rumah neneknya kawan gua jam 10:00. Jalan ke depan kompleknya sampai akhirnya naik angkot untuk ke terminalnya. Angkotnya kosong, speednya juga standar angkot kosong laah. Ternyata dari rumah ke terminal naik angkot durasinya lama juga, 45 menit lah kira-kira. Itu juga pake ngebut sedikit gegara gua nanya "Pak, terminal masih jauh ya?" "Masih mas.." kemudian ngebut dikit :D Selama perjalanan gua baca mantra biar tambah cepet jalannya. Sesekali juga liat jadwal EKA dari Magelang. EKA yg jadwal jam 11:00 Insya Allah masih kekejar lah.